Tabuik Sumatera Barat

 
Massacre Hussain, grandson of the Prophet Muhammad in Padang Karbala, by Yazid bin Muawiyah troops, Ummayah dynasty, incised strokes deep history of Muslims in the world. In Pariaman, West Sumatra, this event is celebrated by performing a ceremony, Tabuik.


Derived from the word ‘ark’, from Arabic which means drives, Tabuik ceremony is a tradition of community on the west coast, West Sumatra, which was held in fall down. The ceremony was held at the Asura day falls on the 10th of Muharram, the Islamic calendar.
Symbols Pain Grief
That said, Tabuik taken by the adherents of the Shia of the Middle East to Pariaman, as a war memorial of Karbala. The ceremony is also a symbol and expression of a deep sense of grief and respect for Muslims in Pariaman the grandson of the Prophet Muhammad. Because of the richness and uniqueness in each of his performances, the local government may then enter Tabuik ceremony in West Sumatra tourism agenda and held each year.



Bandara Soekarno-Hatta, Sebuah Maha Karya yangTerlupakan


 Sketsa Bandara Soekarno-Hatta (dok pinjam dari Aga Khan Award)
 ”Secara sengaja desain bandara dibuat demikian agar tidak menjadikan bandara Sukarno-Hatta sebagai monumen yang lazim dan tidak berkarakter”
Terlepas dari masalah ketimpangan sosial dan hak asasi manusia,  pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan Indonesia di era 80-90an terbilang relative kuat. Bahkan era ini juga dikatakan sebagai titik tertinggi Indonesia modern setelah masa perjuangan kemerdekaan.
Pertumbuhan ekonomi yang dilihat sebagai tugas pokok dan rencana pembangunan negeri yang berjangka plusterpadu membuat  investasi besar-besaran pihak asing dan lokal memutar roda ekonomi secara cepat.
Alhasil tidak heran peningkatan mobilitas dalam negeri menjadi sangat jelas atau signifikan. Pertumbuhan inipun terlihat dari kenaikan jumlah pengguna jasa penerbangan sebesar 21-25 persen saat itu. Dua bandara saat itu, Kemayoran yang khusus untuk penerbangan domestik dan Halim khusus penerbangan international akhirnya pun tidak mampu menampung jumlah penumpang besar ini di akhir tahun 70an.

New 7 Wonders of Nature salah satunya Pulau Komodo di Indonesia

SAAhirnya pulau Komodo yang ada di Indonesia menjadi salah satu dari 7 Keajaiban dunia baru. Dari 28 finalis dari berbagai negara Indonesia berhasil keluar menjadi new 7 wonders of nature lewat pulau komodonya.
Walaupun menuai banyak kontroversi, namun banyaknya dukungan dari masyarakat luas menunjukkan masih adanya rasa nasionalisme dari rakyat Indonesia.
Saya tidak akan berbicara banyak tentang kontroversinya , yang akan saya share adalah profile dari ke 7 tempat yang keluar sebagai pemenang New 7 Worders of nature. Baik mari kita mulai melihat tempat tempat luar biasa  yang menjadi bukti salah satu kebesaran Allah SWT :

Legenda Reog Ponorogo

reog151
Pertunjukan Reog Ponorogo © 2005 arie saksono

Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya.
reog241
Pembarong dengan Dadak Merak © 2005 arie saksono

Keragaman Budaya Indonesia


Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.

Wujud Kebudayaan Daerah di Indonesia

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.

Rumah adat


Rumah gadang, rumah adat sumatera barat

Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199
kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional

Listen Qur'an

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme | Blogger Templates | Best Credit Card Offers